"Kejadian seperti ini baru pertama kali selama ternak kerbau sudah puluhan tahun. Ini musibah kami dan warga lainnya. Karena sudah ratusan ekor yang mati," terang dia.
Selain itu, juga ada tim kesehatan hewan dari Dinas Peternakan yang telah memberikan vaksinasi dan lainnya, yakni agar kerbau sehat tidak terjangkit.
"Semoga sisa kerbau 10 ekor sehat dan tidak terjangkit virus ngorok," ucapnya.
H Idham menerangkan, kerbau-kerbau yang terkena virus ngorok begitu cepat sehingga langsung mati dan tidak sempat diselamatkan. Yakni kerbau-kerbau itu mengamuk, kejang-kejang. Jadi kalau untuk disembelih juga tidak berani karena kondisinya mengamuk.
Termasuk juga, kata H Idham, kalau diselamatkan dengan disembelih tidak tahu apakah dagingnya layak dikonsumsi atau tidak karena terjangkit sakit tadi.
"Jadi, kerbau-kerbau yang kena virus ngorok itu mati begitu saja dan bangkainya dikuburkan. Kalau ngomong rugi ya jelas rugi, dimana 1 ekor kerbau yang ukuran besar bisa dijual Rp25 juta," bebernya.