Hasil pertumbuhan ikan dari kedua kelompok ini akan ditimbang dalam satu minggu ke depan untuk melihat apakah ada perbedaan signifikan dalam pertumbuhan dan berat ikan.
Jika hasilnya menunjukkan pertumbuhan yang setara atau lebih baik, maka ini akan menjadi bukti kuat bahwa penggunaan pelet maggot dapat diterapkan secara luas.
Pelatihan ini memberikan tambahan pengalaman berharga bagi Pokdakan Tunas Makmur, khususnya dalam mengatasi masalah pakan ikan yang selama ini menjadi kendala utama.
Menurut Yudi, salah satu peserta yang aktif menggerakkan Pokdakan Tunas Makmur, pelatihan ini memperkenalkan metode baru dalam pembuatan pelet, yang sebelumnya hanya berbasis tepung kini menggunakan pasta maggot.
Sementara itu, Erik pembudidaya lainnya menyoroti bahwa pelatihan ini tidak hanya memberikan solusi hemat biaya
Tetapi juga memperluas pengetahuan tentang cara memelihara dan melestarikan maggot, serta pemahaman tentang variasi pelet yang dapat digunakan untuk berbagai tahap pertumbuhan ikan.
- Menuju Budidaya Ikan yang Lebih Berkelanjutan
Dengan dukungan dari Program CSR/TJSL Belida Musi Lestari dari Kilang Pertamina Plaju, Pokdakan Tunas Makmur di Desa Sungai Gerong telah mengambil langkah signifikan dalam mengembangkan solusi inovatif untuk menekan biaya produksi dalam budidaya ikan.
Penggunaan maggot sebagai pakan alternatif tidak hanya memberikan nilai tambah, tetapi juga mendukung praktik budidaya ikan yang lebih efisien dan berkelanjutan.
Pjs. Area Manager Communication, Relations & CSR PT Kilang Pertamina Internasional Refinery Unit III Plaju, Ahmad Adi Suhendra mengharapkan, pelatihan ini dapat diadopsi lebih luas oleh kelompok pembudidaya ikan lainnya.
Dengan demikian, secara jangka panjang diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan para pembudidaya ikan lokal, sekaligus mendukung budidaya yang lebih berkelanjutan.
- Selaras Dengan Tujuan SDGs dan ESG
Penggunaan maggot sebagai pakan alternatif adalah contoh praktik produksi yang lebih ramah lingkungan dan bertanggung jawab.
Memanfaatkan limbah organik sebagai sumber daya produktif, sejalan dengan Sustainable Development Goals (SDGs) poin 12 mengenai Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab.
Selain itu, dengan mengurangi ketergantungan pada pakan ikan konvensional yang bisa memiliki dampak negatif terhadap ekosistem laut.
Pelatihan ini berkontribusi pada perlindungan ekosistem perairan, juga sejalan dengan SDGs poin 14 tentang ekosistem lautan.