"L3S merupakan tradisi kearifan lokal yang terus dilaksanakan setiap tahun. Selain bermanfaat untuk menjaga kelestarian lingkungan, kegiatan ini juga memberikan kontribusi terhadap pendapatan asli daerah (PAD) OKI," kata Ubaidillah.
BACA JUGA:Polsek Pangkalan Lampam Diserang Massa, Kapolres OKI Pastikan Situasi Sudah Kondusif
BACA JUGA:Pj Bupati OKI Tinjau Progres Pembangunan Faskes dan Sekolah, Rampung Akhir Tahun
Ubaidillah menambahkan, antusiasme masyarakat pada lelang pertama sangat tinggi. Di beberapa kecamatan, hampir semua objek lelang berhasil terjual.
Misalnya, di Kecamatan Jejawi, 22 objek yang dilelang semuanya terjual. Di Kecamatan Pampangan, 56 objek dari 63 yang dilelang berhasil terjual, sementara 7 objek lainnya tidak laku.
Untuk nilai objek L3S, Ubaidillah menjelaskan bahwa harganya bervariasi, mulai dari puluhan juta hingga ratusan ribu.
Contohnya, di Kecamatan SP Padang, ada objek yang dilelang seharga Rp115 juta, sedangkan objek dengan harga terendah ditemukan di Tanjung Lubuk dengan nilai Rp200 ribu.
Dengan berjalannya lelang ini, diharapkan tidak hanya kelestarian lingkungan yang terjaga, tetapi juga dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap pendapatan daerah Kabupaten OKI.