Dulu Ade rambu kepang dua, sekarang rambu merah-merah
Kaka lia Ade tambah manis, pulang rantau dari mana?
Aduh, Ade Nona, jang talalu pasang gaya depan kaka
Kaka jadi jatoh e
Kaka tabola-bale lia Ade Nona e
Su makin manyala e, kaka hati susah e
Ade bikin kaka mete, tidur malam bola-bale
Sejak kaka lia Ade, aduh, Tuhan, ampun e
Ade bikin kaka mete, tidur malam bola-bale
Sejak kaka lia Ade, aduh, Tuhan, ampun e
BACA JUGA:Makna lagu Manusia Kuat Tulus: Simbol Perjuangan dan Semangat Tak Kenal Menyerah
Tak hanya soal penampilan, lagu ini juga menyentuh sisi emosional dengan cerita cinta yang berujung pada harapan untuk menikah. Sang pria bahkan berjanji akan langsung menikah jika cintanya diterima, menambah kesan romantis sekaligus jenaka dalam narasi lagu.
Fenomena “Tabola Bale” tak lepas dari kekuatan lirik yang memadukan bahasa daerah, gaya kekinian, dan humor ringan.
Banyak pendengar merasa terhibur sekaligus tersentuh oleh kisah Maimuna dan “kaka” yang bola-bale karena cinta.
Lagu ini juga menjadi bukti bahwa musik dengan nuansa lokal dan cerita sederhana masih mampu bersaing di tengah arus globalisasi musik digital.