Benarkah Mengkonsumsi Kelapa Parut Mitosnya Bisa Mengakibatkan Cacingan? Ternyata Ini Faktanya

Penderita kremian umumnya adalah anak-anak usia lima hingga sepuluh tahun--

PALEMBANG, OKI NEWS Ada banyak mitos atau kepercayaan yang beredar dimasyarakat khusunya di beberapa daerah di Indonesia, termasuk diantaranya mitos mengkonsumsi kelapa parut dapat menyebabkan cacing kremi.

Namun nyatanya, mitos yang menyatakan bahwa mengonsumsi kelapa parut dapat menyebabkan cacing kremi sebenarnya tidak benar. 

Dari informasi yang dihimpun, Sabtu 3 Agustus 2024, meskipun bentuk cacing kremi mirip dengan kelapa parut keduanya tidak memiliki hubungan langsung. 

Cacing kremi adalah parasit berwarna putih yang biasanya hanya memiliki panjang kurang dari setengah inci. 

Infeksi cacing kremi, juga dikenal sebagai enterobiasis, adalah jenis infeksi cacing usus manusia yang paling umum terjadi. 

Penderita kremian umumnya adalah anak-anak usia lima hingga sepuluh tahun.

Mitos ini muncul, karena bentuk cacing kremi yang menyerupai parutan kelapa. 

Dilansir dari situs resmi kominfo, menurut dr. Marlyn Cecillia Malonda, SpA, informasi tentang hubungan antara kelapa parut dan kremian hanyalah mitos. 

Jika alat dari parutan kelapa bersih, mengonsumsinya tidak akan menyebabkan kremian. 

Namun, jika parutan kelapa terkontaminasi oleh telur cacing kremi, maka kemungkinan dapat menyebabkan kremian pada seseorang. 

Jadi, penting untuk memastikan kebersihan bahan makanan yang kita konsumsi agar terhindar dari infeksi cacing kremi.

Lalu, apa yang bisa mengakibatkan infeksi cacing kremi, berikut penjelasan dan cara penanganannya yang dirangkum dari berbagai sumber.

Gejala infeksi cacing kremi (enterobiasis) dapat bervariasi, tetapi yang paling umum adalah Gatal-gatal di Area Dubur. 

Ini adalah gejala paling khas. Penderita akan merasakan gatal di sekitar anus, terutama pada malam hari. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan