Harga Karet di OKI Tembus Rp31.684 per Kilogram, Produksi Terkendala Cuaca
Kabid Penyuluhan Pengolahan dan Pemasaran Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten OKI, M Zulkarnain SP.--
Selain itu, petani karet biasanya harus menunggu pohon karet kering setelah hujan turun pada malam hari, sehingga penyadapan baru dapat dilakukan pada siang hari.
Salah seorang petani karet asal Desa Bumi Harjo, Kecamatan Lempuing, OKI, Abdulloh Faeq, mengungkapkan bahwa mereka biasanya menjual karet setiap dua minggu sekali.
BACA JUGA:Sopir Truk Tewas Usai Terlibat Kecelakaan Maut di Jalintim OKI
BACA JUGA:Capaian Luar Biasa OPD OKI di Tahun 2024 Diganjar Penghargaan oleh Pj Bupati
"Karet-karet dari petani dikumpulkan di UPPB. Harga karet sekarang memang lebih tinggi, jadi cukup menguntungkan," katanya.
Abdulloh menambahkan, bagi petani yang memiliki kebun luas, dalam dua minggu bisa menghasilkan banyak getah karet. Beberapa petani bahkan mampu mengumpulkan hingga 10 ton karet dalam dua minggu, asalkan tidak sedang musim penghujan.
"Setiap kali panen, setelah menjual karet, kami bisa mendapatkan penghasilan yang lumayan besar. Apalagi jika harga karet tinggi, tentu saja akan meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani karet," tutup Abdulloh.