Ahli Prediksi Brunai Darussalam Bakal Jatuh Miskin 15 Tahun Kedepan, Jika Tidak Lakukan Ini
Ahli Prediksi Brunai Darussalam Bakal Jatuh Miskin 15 Tahun Kedepan, Jika Tidak Lakukan Ini--
Kesejahteraan negara Brunei Darussalam, berawal pada awal abad ke-20 ketika sumber minyak komersial pertama dibor pada tahun 1929 oleh British Malayan Petroleum company yang sekarang dikenal sebagai Shell.
Pada tahun 1970 industri minyak Brunei mengalami peningkatan drastis dengan ditemukannya beberapa ladang minyak besar di lepas pantai.
BACA JUGA:Mengenal Apa Itu Heatstroke? Penyakit yang Baru-baru Ini Menyerang Aktor India Shah Rukh Khan
Saat itu produksi minyak Brunei diperkirakan mencapai puncaknya pada 240.000 barel per hari pada tahun 2000.
Namun sayangnya minyak Brunei Darussalam, mengalami penurunan karena semakin menuanya ladang minyak yang ada serta terbatasnya aktivitas eksplorasi dan pengembangan pada tahun 2020 produksi minyak Brunei rata-rata mencapai 103.000 barel per hari turun dari 118 barel per per hari pada tahun 2010.
Seiring perkembangan zaman, sumber energi yang berasal dari minyak bumi dan gas akan tergantikan dengan sumber energi yang terbarukan, untuk itu Brunei Darussalam menghadapai tantangan agar negaranya tidak bergantung pada sumber daya alam tersebut.
Para ahli bahkan memprediski jika cadangan minyak bumi negara yang dipimpin Sultan Hassanal Bolkiah yakni Brunei Darussalam akan bertahan hingga 15 sampai 25 tahun lagi.
BACA JUGA:Resmi Realme C65 Meluncur janjikan Garansi Antilag 4 Tahun, Begini Spesifikasinya!
BACA JUGA:Spesifikasi Realme C65: HP Entry Level dengan Fitur Wireless Gesture AI
"Ahli memprediksi cadangan minyak bumi di Brunei akan habis dalam jangka waktu 15 hingga 25 tahun ke depan," kata narator dalam video.
Namun perkiraan tersebut tergantung dari penemuan kembali ladang minyak bumi Brunei Darussalam dan perubahan harga minyak dunia.
Untuk itu Brunei Darussalam harus bisa mengubah negaranya, agar tidak ketergantungan pada minyak bumi dengan membuka kesempatan bagi investor asing.
Sehingga, menurut narator dalam 20 tahun kedepan Brunei Darussalam harus membuka kesempatan bagi investor asing seperti Singapura menjadi negara pusat perdagangan dan sektor keuangan nasional.