Terkendala Anggaran Pembebasan Lahan, Proyek Exit Tol Mataram Jaya OKI Terancam Tertunda

Pembangunan exit tol Mataram Jaya terkendala pada pembebasan lahan, yang membutuhkan dana yang cukup besar.--
OKI NEWS - Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) merencanakan pembangunan akses menuju tol Pematang Panggang-Kayuagung, dengan membuat exit tol di Desa Mataram Jaya, Kecamatan Mesuji Raya.
Proyek ini diharapkan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat setempat.
Namun, pembangunan exit tol Mataram Jaya terkendala pada pembebasan lahan, yang membutuhkan dana yang cukup besar.
Untuk merealisasikan proyek ini, pemerintah membutuhkan anggaran sebesar Rp25 miliar untuk membebaskan lahan seluas 16 hektare, yang sebagian besar merupakan lahan perkebunan milik masyarakat.
BACA JUGA:Musrenbang OKI 2025, Warga Mesuji Makmur Usulkan Perbaikan Jalan dan Jembatan
BACA JUGA:Jaksa Masuk Pesantren, Kejari OKI Edukasi Santri Darul Ulum tentang Hukum
Permohonan untuk pembangunan akses tol ini diajukan oleh Bupati OKI melalui surat resmi nomor 590/238/Dispertan/2019 kepada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Sebagai tanggapan, Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR menerbitkan surat nomor BM0302-Db/1.102, yang menetapkan perubahan lingkup konstruksi pada proyek jalan tol Terbanggi Besar – Pematang Panggang – Kayuagung.
Dalam surat tersebut, PT Hutama Karya sebagai Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) ditugaskan untuk membangun Simpang Susun Mataram Jaya, yang akan terletak di ruas jalan tol tersebut pada KM 274+400.
Menindaklanjuti hal tersebut, Pemerintah Kabupaten OKI melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) mengadakan rapat konsultasi dan koordinasi pada 5 Februari 2025 di Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Sumatera Selatan.
BACA JUGA:Baznas OKI Gelar Lomba Mewarnai, Tanamkan Nilai Zakat Sejak Dini
BACA JUGA:Diduga Depresi Akibat Judi Online, Pedagang Sayur di OKI Gantung Diri di Pohon
Kepala Bappeda OKI, yang diwakili oleh Kepala Bidang Perencanaan, Hendri Wardison, mengungkapkan bahwa anggaran sebesar Rp25 miliar untuk pembebasan lahan diharapkan dapat didukung oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan.
“Dana sebesar itu kemungkinan besar tidak bisa bersumber dari APBD OKI. Kami sangat berharap adanya bantuan dari Gubernur Sumsel,” ujarnya pada Jumat, 14 Februari 2025.
Selain membahas pembangunan exit tol Mataram Jaya, dalam rapat tersebut juga dibahas mengenai kondisi Pintu Tol Karang Agung di Jejawi, yang telah selesai dibangun namun kini terbengkalai.
Diketahui bahwa Kabupaten OKI saat ini menghadapi defisit anggaran yang cukup besar, mencapai Rp560 miliar. Dengan keterbatasan keuangan daerah, pembebasan lahan untuk exit tol Mataram Jaya dianggap tidak memungkinkan jika hanya mengandalkan APBD OKI.
BACA JUGA:DPRD OKI Dukung Penuh Program JKN, BPJS Kesehatan Pastikan Pelayanan Optimal
BACA JUGA:Apes! Motor Warga Pedamaran OKI Raib Saat Berkunjung ke Rumah Orang Tua
Sebelumnya, pembebasan lahan untuk pembangunan exit tol Mataram Jaya sudah direncanakan pada tahun 2024, dengan panjang jalur exit tol sekitar 2 km. Pembangunannya sendiri akan dilakukan oleh PT Hutama Karya.
Kepala Dinas Pertanahan Kabupaten OKI, Hendra Anggara SSTP, menjelaskan bahwa pembebasan lahan untuk proyek ini melibatkan kerjasama antara Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan dan Pemerintah Kabupaten OKI, dengan dana ganti rugi yang menggunakan sistem sharing.
"Untuk yang belum terselesaikan, mengenai exit tol, sumber dana ganti rugi berdasarkan kesepakatan rapat antara Pemkab OKI, Provinsi Sumsel, dan pusat di tahun 2019, yakni dengan dana sharing," jelas Hendra Anggara kepada SUMEKS.CO pada 5 Maret 2024.