Akan tetapi, Heriyanto menyebut, pihaknya akan berangkat ke Palembang untuk koordinasi terkait adanya informasi mengenai korban perdagangan orang asal Kelurahan Tanjung Raja Utara ini.
"Pekerja Sosial InsyaAllah besok akan dikoordinasikan, Palembang ada Perwakikan dari Kemensos dalam hal ini di Budi Perkasa," lanjutnya.
Heriyanto juga menyampaikan, bahwa pihaknya akan menelusuri status dari tujuh orang warga Kelurahan Tanjung Raja Utara tersebut, apakah memang pekerja imigran atau bukan.
"Kita belum tahu apakah imigran atau apa, kami juga baru dapat informasi dari teman-teman media. Yang jelas besok kami akan koordinasikan," pungkasnya.
BACA JUGA:Pemkab Ogan Ilir Akan Lakukan Penerimaan CPNS & PPPK Formasi Tahun 2024, Ada yang Berminat?
BACA JUGA:Polres Ogan Ilir Bantu Warga Disabilitas dan Sakit Menahun di HUT Bhayangkara ke-78
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, tujuh warga Kelurahan Tanjung Raja Utara yang diduga menjadi korban perdagangan orang tersebut, antara lain, Ifan Syaputra (21), Ahmad Junaidi (25), Ariyan (19), Didi Pramana (20) dan tiga orang lainnya.
Menurut Sayuti, salah satu orang tua dari salah satu TKI tersebut mengungkapkan, bahwa dirinya tidak terlalu paham mengenai agen yang telah memberangkatkan anaknya bekerja di Kamboja.
"Sebenarnya saya tidak terlalu paham bagaimana anak saya disana. Tetapi yang jelas, anak saya tidak betah kerja di Kamboja," ujarnya.
Meskipun tidak mau menjelaskan secara detail, Sayuti menyebut, pihaknya telah menerima bantuan dari orang yang mengaku memiliki akses ke Pemprov Sumatera Selatan hingga ke Presiden RI, Joko Widodo.
"Sudah ada yang bersedia bantu keluarga kami. Tapi jujur saja saya tidak bisa bicara banyak untuk saat ini," pungkasnya.
BACA JUGA:Polres Ogan Ilir Bedah Rumah Warga Tak Mampu dan Tidak Layak Huni di HUT Bhayangkara ke-78
Sebelumnya, beredar video permintaan tolong kepada Presiden Republik Indonesia, dari sejumlah orang tua TKI asal Kelurahan Tanjung Raja Utara, supaya memulangkan anak mereka dari Kamboja.
"Kepada Bapak Presiden dan staf ahlinya dan juga Bapak Prabowo, tolong bantu kami. Anak kami diduga diperjualbelikan oleh PT yang tidak bertanggung jawab di negara Kamboja," ucap Sayuti.
Ia mengungkapkan, anaknya sudah tidak tahan lagi mendapat siksaan dan intimidasi. Mulai dari siksaan fisik dan denda. Apabila tidak kerja satu hari dikenakan denda sebesar 100 dollar.