"Jadi perubahan slot 46 kloter itu ya karena Garuda Indonesia lambat dalam proses koordinasi dengan otoritas Saudi. Ditambah lagi ada pesawat yang tidak siap terbang," bebernya.
BACA JUGA:Panen Padi Gogo di Perkebunan Sawit, Petani OKI Raup Untung Lewat Program Kesatria
BACA JUGA:Kakanwil Minta ASN Kemenag Sumsel Aktif Sosialisasikan Larangan Judi Online
Kurang sigapnya kinerja Garuda Indonesia, tambah Saiful Mujab, diperparah dengan masalah delay atau keterlambatan jadwal lepas landas.
Sepekan pemulangan jemaah haji, Garuda telah mengangkut 50 kloter.
Dari proses itu, setidaknya delay penerbangan lebih dari 2 jam dialami tujuh kloter, yaitu SOC 6, UPG 2, KNO 2, KNO 3, JKS 8, PDG 3, dan SOC 16.
Dan yang paling parah adalah yang menimpa jemaah kloter 3 Embarkasi Kualanamu (KNO 03) mereka delay hingga 12 jam 30 menit.
BACA JUGA:Kakanwil Minta ASN Kemenag Sumsel Aktif Sosialisasikan Larangan Judi Online
BACA JUGA:Dari Vendor PT Waskita, Kini Kejati Periksa Tiga Saksi Rekanan Proyek Kasus Korupsi LRT Sumsel
"Delay sampai 12 jam tanpa pemberitahuan yang semestinya. Semua diinfo secara mendadak. Bahkan, jemaah sudah naik bus dari hotel menuju bandara, baru diinfo kalau pesawat terlambat," ujar Saiful Mujab.
"Hal ini berdampak sistemik, karena terkait hotel transit yang juga sudah ada kloter berikutnya yang akan menempati hotel yang sama. Akibat masalah Garuda ini juga, akhirnya jemaah yang dirugikan," tegasnya.
"On Time Performance atau OTP-nya sangat buruk," jelasnya.
Data yang tercatat di Kemenag, dari 50 penerbangan 2 kloter lebih cepat, 20 kloter tepat waktu, 8 kloter terlambat 30 menit s.d. 1 jam, 13 kloter terlambat 1 s.d. 2 jam, dan 7 kloter terlambat lebih dari 2 jam.
BACA JUGA:3 Weton Berjiwa Malaikat, Lemah Lembut dan Penuh Kasih Sayang, Tak Heran Disukai Banyak Orang
BACA JUGA:Kakanwil Minta ASN Kemenag Sumsel Aktif Sosialisasikan Larangan Judi Online
Saiful Mujab berharap Garuda Indonesia fokus pada upaya perbaikan kinerja pada sisa penerbangan pemulangan jemaah haji Indonesia.