OKI NEWS - Bupati Ogan Komering Ilir, H. Muchendi, meminta Perum Bulog untuk membeli gabah kering panen (GKP) dari petani sesuai dengan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) sebesar Rp6.500 per kilogram.
“Saya titip harapan ke Bulog, supaya usaha kami menjadikan OKI sebagai lumbung pangan di Sumsel bisa benar-benar didukung. Salah satunya dengan kesediaan Bulog menerima seluruh hasil panen petani dengan harga terbaik sesuai aturan pemerintah,” kata Bupati Muchendi saat panen raya serentak di Desa Cahya Maju, Kecamatan Lempuing, Senin 7 April 2025.
Muchendi juga menyampaikan keluhan para petani yang disampaikan langsung kepadanya soal situasi di lapangan.
“Pak Gubernur, hasil panen petani belum semuanya diterima Bulog. Ada yang dibeli di bawah harga resmi, bahkan ada yang sudah datang bawa hasil panen tapi ditolak karena alasan gudang penuh,” ungkapnya.
BACA JUGA:OKI Wakili Sumsel di Panen Raya Nasional, Presiden Prabowo Hadir Virtual
BACA JUGA:Hari Terakhir Arus Balik Lebaran, Lalu Lintas di OKI Lancar
Karena itu, lanjut Muchendi, Pemkab OKI punya aset berupa bekas RMU lengkap dengan gudang penyimpanan yang bisa dimanfaatkan kembali.
“Di Desa Tebing Suluh, OKI, kami punya aset yang bisa dijadikan gudang. Dulu bangunan ini sempat beroperasi sebagai pabrik beras sekitar 15 tahun lalu, tapi 10 tahun terakhir sudah tidak difungsikan lagi,” jelasnya.
Muchendi pun mengusulkan agar pemerintah provinsi dan Bulog bisa mengaktifkan kembali bangunan tersebut.
“Minimal bisa jadi gudang penyimpanan hasil panen. Karena ke depan, produksi padi pasti akan terus meningkat,” ujarnya.
BACA JUGA:Libur Usai, ASN OKI Diwajibkan Kembali Bekerja Mulai 8 April, Tak Masuk Tanpa Alasan TPP Dipotong
BACA JUGA:Pilkada OKI 2024 Damai, Bawaslu Usulkan Edukasi untuk Pengawas Partisipatif
Bupati Muchendi menyebutkan kalau sektor pertanian di OKI punya potensi besar untuk terus berkembang.
“Luas lahan sawah di OKI sekitar 104 ribu hektar, terdiri dari empat jenis lahan yang tidak dimiliki daerah lain, yaitu lebak, pasang surut, tadah hujan, dan lahan kering,” ucapnya.
Dari segi produksi, OKI jadi daerah penyumbang padi terbesar ketiga di Sumatera Selatan.
“Tahun 2024 lalu, produksi padi di OKI mencapai 564 ribu ton. Naik sekitar 38.530 ton dibanding tahun sebelumnya. Kami yakin hasilnya bisa terus naik,” katanya.
Peningkatan ini, kata Muchendi, didukung program optimalisasi lahan (oplah) seluas 46.762 hektar dan program cetak sawah.
BACA JUGA:Arus Balik Lebaran H+6 di OKI Lancar, Tak Ada Penumpukan Kendaraan
BACA JUGA:Bupati OKI Hadiri Halal Bihalal Keluarga Urang Diri Pedamaran, Kukuhkan Pengurus Baru
“Untuk tahun 2025, target optimalisasi lahannya 24 ribu hektar. Sampai Maret sudah tercapai 4.510 hektar. Sementara untuk cetak sawah, dari target 26.364 hektar, per Maret 2025 sudah ada 2.005 hektar yang sedang proses SID (Survey Investigasi dan Desain),” jelasnya.