Isu Wacana Pengurangan Separuh Anggaran Makan Siang Gratis Per Porsi Kembali Bikin Heboh Publik
Desas-desus penurunan jatah makan siang gratis dari Rp15 ribu jadi Rp7500 per porsi--
PALEMBANG, OKI NEWS,- Jagad media sosial kembali dihebohkan dengan Program Makan Siang Gratis, yang digaungkan oleh pasangan Presiden-Wakil Presiden terpilih Prabowo-Gibran hingga kembali mengundang sorotan publik.
Pasalnya, dikabarkan harga satuan per porsi jatah makan siang gratis yang semula Rp15 ribu kini diturunkan menjadi Rp7500 per porsinya.
Dari informasi yang dihimpun, Sabtu 20 Juli 2024 desas-desus penurunan jatah makan siang gratis dari Rp15 ribu jadi Rp7500 per porsi bermula dari pertimbangan tim gugus tugas sinkronisasi Prabowo-Gibran.
Wacana itu pun menuai berbagai respon, termasuk diantaranya dari Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhajjir Effendy.
Kala itu, Muhajjir menyebut bahwa anggaran makan siang gratis per porsi Rp7500 itu dirasa sudah cukup, bahkan masih tergolong sangat besar bagi wilayah tertentu.
"Saya kira untuk daerah tertentu Rp7500 itu sudah sangat besar," kata Muhajjir dikutip dari berbagai sumber.
Menurut Muhajjir, kebijakan anggaran Rp7500 per porsi itu masih berupa wacana karena sampai saat ini masih digodok.
Dia mengatakan, nominal anggaran makan siang Rp7500 per porsi tersebut dikatakan tidak terlalu kecil bagi wilayah tertentu.
Sebab, masih menurut Muhajjir bahan makanan dan tingkat nilai mahal atau tidaknya berbeda-beda pada masing-masing daerah di Indonesia.
Isi pemangkasan anggaran makan gratis itu kembali menguat, usai Herianto Irawan ekonomi dari Verdhana Ekuitas mengaku telah bertemu dengan tim gugus tugas Prabowo-Gibran.
Dia menceritakan, saat ini tim gugus tugas Presiden terpilih Prabowo-Gibran masih mempertimbangkan untuk menurunkan biaya makanan perharinya.
Setelah dikomunikasikan, kata Herianto anggaran dari angka Rp71 triliun, tim ekonomi presiden terpilih memikirkan apakah biaya makanan per hari itu bisa diturunkan lebih hemat dari Rp15 ribu ke Rp9 ribu atau Rp7500.
"Bisa kita pahami tentunya mereka mau program itu menyentuh lebih banyak rakyat," ujar Heriyanto.