Fenomena 'Tipusani', Kejahatan Marak di Balik Kondisi Jalan yang Rusak di Tulung Selapan
Tulung Selapan, daerah perairan di OKI, Sumatera Selatan.--
OKI NEWS - Tulung Selapan, sebuah kecamatan di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), dikenal sebagai wilayah perairan yang berjarak 3-4 jam perjalanan dari ibu kota kabupaten, Kayuagung.
Warga setempat sering merantau ke Pulau Bangka Belitung, karena akses yang lebih cepat melalui jalur sungai, terutama ketika musim penghujan membuat jalan tanah menjadi berlumpur dan sulit dilalui.
Menariknya, penduduk di Tulung Selapan memiliki solusi kreatif untuk menghadapi kondisi jalan yang berlumpur. Mereka memodifikasi mobil agar lebih tinggi dari kendaraan biasa, seperti jenis Avanza, Innova, dan Strada, sehingga dapat melewati jalanan yang sulit selama musim hujan.
Mayoritas warga Tulung Selapan bekerja sebagai petani karet, yang terbukti dari banyaknya pohon karet yang membentang di sepanjang jalan.
BACA JUGA:Tantangan Pemadaman Karhutla di OKI, Akses Sulit dan Sumber Air Jauh
BACA JUGA:Penerimaan CPNS 2024 di Kabupaten OKI: 32 Formasi Dibuka, Pelamar Capai 287 Orang
Mereka biasanya pergi menyadap karet di pagi hari dan kembali ke rumah pada siang hari, yang membuat suasana desa tampak sepi pada pagi hingga siang hari. Selain berkebun karet, warga setempat juga bekerja sebagai nelayan dan pedagang.
Daerah ini juga terkenal dengan produk-produk khas seperti kemplang dan terasi, yang banyak diproduksi di desa-desa pesisir dan bahkan populer di luar kota.
Produk-produk ini bisa dengan mudah ditemukan di Pasar Tulung Selapan, yang berlokasi di Desa Selapan Ilir.
Namun, di balik kehidupan keseharian yang tampak tenang, Tulung Selapan juga dikenal sebagai pusat berbagai tindak kejahatan perbankan, seperti pembobolan ATM dan penipuan yang sering disebut "tipusani" oleh masyarakat setempat.
BACA JUGA:Tiga Hari Berjibaku, Personel Gabungan Terus Padamkan Kebakaran Lahan Gambut di OKI
BACA JUGA:Kolaborasi Strategis, Dua Bank di OKI Gandeng Polres untuk Cegah Kejahatan Perbankan
Banyak kasus perbankan besar dengan kerugian mencapai miliaran rupiah berasal dari daerah ini, dengan modus yang bervariasi, mulai dari undian palsu hingga pembobolan rekening.
Salah satu kasus yang terkenal terjadi pada tahun 2018, ketika seorang pelaku yang tidak tamat sekolah dasar berhasil membobol kartu kredit milik seorang pejabat.