Harga Karet Petani OKI Turun ke Rp13.450, Produksi Ikut Merosot Gegara Cuaca

Harga karet di OKI mengalami penurunan.--
OKI NEWS - Komoditas karet masih jadi sumber penghasilan utama bagi warga di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI). Tanaman ini banyak ditemukan di berbagai kecamatan di daerah tersebut.
Saat ini, harga karet di tingkat petani berada di angka Rp13.450 per kilogram. Harga ini turun cukup jauh dari sebelumnya yang sempat mencapai Rp16.450 per kilogram turun Rp3.000 per kilo.
“Harga karet sekarang Rp13.450 per kilo, itu mulai berlaku sejak 15 April 2025 kemarin. Biasanya harga karet ditetapkan setiap dua minggu sekali,” ujar Abduloh Faeq, seorang petani karet dari Desa Bumi Arjo, pada Selasa, 22 April 2025.
Ia menjelaskan, harga tersebut berlaku untuk karet dengan kadar kering sekitar 50–60 persen, jadi wajar kalau harganya tidak setinggi karet dengan kadar kering 100 persen.
BACA JUGA:25 Koper CJH OKI Masih Dalam Pengiriman, Tas Dukung Arafah Jadi Fasilitas Baru
BACA JUGA:Jalan Penghubung Cengal–Sungai Menang Rusak Parah, Warga Kesulitan Melintas
Selain itu, belakangan ini curah hujan cukup tinggi, sehingga waktu untuk menyadap karet jadi berkurang. Terutama kalau hujan turun di pagi hari, para petani harus menunggu reda dulu baru bisa mulai menyadap.
“Kami biasanya nunggu hujan berhenti dulu baru bisa nyadap, jadi waktu kerjanya memang lebih pendek, hasilnya juga ikut berkurang,” kata Faeq.
Di Desa Bumi Arjo dan desa-desa sekitar di Kecamatan Lempuing Jaya, petani menjual karet mereka ke unit pengolahan karet yang ada di desa. Biasanya karet dikumpulkan setiap dua minggu sekali, jadi jumlahnya lumayan banyak saat dijual.
“Hasil karet dikumpulin tiap dua minggu, jadi bisa banyak pas dijual,” tambahnya.
BACA JUGA:Peringati Hari Kartini, Pemkab OKI Gelar Layanan KB Serentak di 18 Kecamatan
BACA JUGA:Lepas Kafilah OKI Ikuti STQH, Bupati: Jaga Adab dan Tampilkan yang Terbaik
Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan OKI, Dedy Kurniawan, lewat Kabid Penyuluhan, Pengolahan, dan Pemasaran, M. Zulkarnain, menjelaskan bahwa harga karet dengan kadar kering 100 persen saat ini mencapai Rp28.038 per kilo. Tapi di tingkat petani, kadar 100 persen jarang sekali ditemui.
“Harga untuk karet dengan kadar kering 70 persen sekarang Rp19.627 per kilo, dan yang 60 persen sekitar Rp16.823 per kilo,” kata Zulkarnain.
Sementara itu, karet dengan kadar kering 50 persen dihargai Rp14.019 per kilo. Sejak awal tahun 2025, harga karet memang terus naik, jadi ini jadi kabar baik buat para petani.
“Kenaikan harga di awal tahun ini memang sangat ditunggu-tunggu oleh petani karet di OKI, karena otomatis pendapatan mereka juga ikut naik,” lanjutnya.
BACA JUGA:Polres OKI Lakukan Sertijab, Kapolsek Teluk Gelam dan Jejawi Dimutasi
BACA JUGA:Jelang Keberangkatan, 499 CJH OKI Jalani Manasik Haji Akbar
Zulkarnain bilang, komoditas karet tersebar di berbagai kecamatan di OKI, dan kebanyakan petani memang menjual karet dengan kadar kering 50–60 persen. Tapi meski begitu, harganya tetap tergolong tinggi.
Petani biasanya menjual karet mereka ke Unit Pengolahan dan Pemasaran Bokar (UPPB) yang tersebar di desa-desa.
Di UPPB, harga jual sesuai dengan harga pasar atau ketetapan pemerintah. Beda kalau dijual ke tengkulak—biasanya harganya jauh lebih murah.