Harley-Davidson Hidupkan Kembali Nama Sprint, Motor Baru Dibanderol di Bawah Rp 90 Juta

Harley-Davidson bersiap meluncurkan model terbarunya yang mengusung nama legendaris, Sprint. --
OKI NEWS - Harley-Davidson bersiap meluncurkan model terbarunya yang mengusung nama legendaris, Sprint.
Motor ini diperkirakan akan dijual dengan harga di bawah Rp 90 juta, menjadikannya sebagai salah satu moge paling terjangkau dari pabrikan asal Amerika Serikat tersebut.
Peluncuran perdana dijadwalkan berlangsung Oktober 2025 di Amerika Serikat.
Motor baru ini digadang-gadang akan hadir dengan harga yang jauh lebih terjangkau dari model mereka sebelumnya.
BACA JUGA:Harley Davidson Road Glide: Desain Shark Nose yang Bikin Semua Kepala Menoleh, Ini Spesifikasinya!
BACA JUGA:Inilah Koleksi Harley-Davidson 2025: Sepeda Motor Gede dengan Fitur Terbaru dan Desain Menawan
CEO Harley-Davidson, Jochen Zeitz, telah mengonfirmasi kehadiran motor ini ke publik. Ia menyebutkan bahwa peluncuran perdana akan dilakukan di Amerika Serikat pada bulan Oktober 2025.
Kembalinya Nama Legendaris Sprint
Nama Sprint sendiri bukanlah hal baru dalam sejarah Harley-Davidson. Pada era 1960-an, motor bernama Sprint pernah diluncurkan hasil kolaborasi dengan pabrikan Italia, Aermacchi.
Saat itu, model Sprint hadir dalam varian mesin 250cc dan sempat berkembang menjadi 350cc. Sayangnya, produksi motor tersebut dihentikan pada tahun 1974 karena penjualannya kurang memuaskan di pasar.
BACA JUGA:Yamaha MX King 2025: Motor Bebek Sport dengan Livery Eksklusif dan Mesin Gesit
BACA JUGA:Honda Supra X 125 2025: Motor Bebek Legendaris Kini Lebih Modern, Cek Harga Terbarunya
Kini, nama Sprint kembali dihidupkan dengan semangat baru dan kemungkinan besar akan membawa ciri khas Harley yang dikenal agresif dan berani. Model ini disebut akan tampil menyenangkan, sporty, dan tetap mempertahankan DNA pemberontak khas Harley-Davidson.
Banyak pihak berspekulasi bahwa motor Sprint tidak akan diproduksi di Amerika Serikat secara eksklusif. Besar kemungkinan, Harley-Davidson akan menggandeng mitra asal China, yakni Qianjiang Group, untuk proses produksi.