Apa Itu Sleep Paralysis atau Ketindihan, Benarkah Berkaitan dengan Mistis? Ini Penjelasan Medis

Jumat 09 Aug 2024 - 16:53 WIB
Reporter : SR Harahap
Editor : Ardi

BACA JUGA:Meski Bermanfaat Untuk Daya Tahan Tubuh, Jengkol Juga Berbahaya Jika Dikonsumsi Dengan Cara ini

BACA JUGA:Ternyata Ini 10 Khasiat Dari Daun Alpukat, Nyesel Baru Tahu Sekarang

Meskipun sleep paralysis tidak berbahaya, namun sensasi yang menyertainya dapat sangat mengganggu. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko terjadinya sleep paralysis.

Usahakan tidur dan bangun pada waktu yang sama setiap hari dan coba untuk melakukan aktivitas yang dapat membantu mengurangi stres, seperti yoga atau meditasi.

Pastikan kamar tidur gelap, tenang, dan memiliki suhu yang nyaman dimana jika sleep paralysis sering terjadi dan mengganggu aktivitas sehari-hari, sebaiknya konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Penting untuk diingat bahwa Sleep paralysis adalah kondisi medis yang umum terjadi dan tidak berbahaya. 

BACA JUGA:Viral di Medsos, 15 Pelaku Tawuran di OKI Diamankan, Petugas Temukan Airsoft Gun

BACA JUGA:Tiga Pejabat Utama di Polres OKI Dirotasi, Kasat Lantas dan Narkoba Berganti

Meskipun sering dikaitkan dengan hal-hal mistis, sebenarnya fenomena ini memiliki penjelasan ilmiah.

Ketindihan umumnya terjadi saat kita memasuki fase Rapid Eye Movement (REM) tidur. Pada fase ini, otak kita sangat aktif, namun tubuh kita justru dilumpuhkan sementara agar kita tidak bertindak sesuai dengan mimpi kita. 

Jika terbangun saat fase REM, kelumpuhan otot ini masih berlanjut, sehingga kita merasa seperti tertekan atau tidak bisa bergerak.

Ketindihan sering terjadi saat akan tertidur atau baru saja bangun tidur dimana saat transisi ini, kesadaran kita mulai kembali, namun tubuh belum sepenuhnya merespons. 

BACA JUGA:Mantan Wakil Bupati OKI H Engga Dewata Zainal Berpulang, Dimakamkan dengan Prosesi Kedinasan

BACA JUGA: Cover 97 % Warganya Lewat JKN-Kes, Pemkab OKI Dianugerahi UHC Award

Hal ini menyebabkan terjadinya disinkronisasi antara pikiran dan tubuh, sehingga muncul sensasi ketindihan.

Beberapa faktor pemicu seperti stres, kurang tidur, perubahan jadwal tidur, konsumsi obat-obatan tertentu, dan gangguan tidur lainnya juga dapat meningkatkan risiko terjadinya ketindihan, terutama di malam hari saat kita tidur.

Kategori :