Stres dapat mengganggu kualitas tidur dan memicu terjadinya sleep paralysis.
3. Gangguan tidur lainnya
Kondisi seperti narkolepsi atau apnea tidur juga dapat meningkatkan risiko mengalami sleep paralysis.
4. Faktor genetik
BACA JUGA:Rahasia Sarapan Sehat: Manfaat Telur yang Jarang Diketahui untuk Tubuh Hangat dan Energik
BACA JUGA: Awas! Penderita Diabetes Mulai Meningkat, Cari Tau Cara Pencegahannya Disini
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ada komponen genetik yang berperan dalam terjadinya sleep paralysis.
5. Penggunaan obat-obatan tertentu
Beberapa jenis obat, seperti antidepresan, dapat meningkatkan risiko mengalami sleep paralysis.
Sleep paralysis ternyata terbagi menjadi dua jenis berdasarkan waktu terjadinya.
BACA JUGA:Jaga Kesehatan Kulit Dengan Cara Simple, Dokter Bagikan Tips Ini
Hypnagogic sleep paralysis terjadi saat seseorang akan tertidur sementara Hypnopompic sleep paralysis terjadi saat seseorang baru saja bangun tidur.
Selain tidak dapat bergerak, orang yang mengalami sleep paralysis seringkali merasakan sensasi yang menyeramkan seperti seakan-akan ada sesuatu yang berat menekan dada.
Hal inilah yang banyak beredar dimana ketindihan ini dikaitkan dengan hal-hal mistis bahkan bisa membuat seseorang berhalusinasi melihat atau mendengar hal-hal yang tidak nyata bahkan merasa sangat ketakutan dan cemas.
Cara Mengatasi Sleep Paralysis