Wabah Penyakit Ngorok di Kabupaten OKI Mengalami Penurunan, Ini Kata Disbunnak

Penyakit pada hewan ternak kerbau yaitu penyakit ngorok yang disebabkan oleh bakteri Septicaemia Epizootica (SE) di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) beberapa waktu yang lalu mengalami penurunan. --

BACA JUGA:Wabah Ngorok! Ratusan Kerbau Mati Mendadak, Polres Himbau Masyarakat Laporkan Jika Ada Hewan Terjangkit

Diungkapkan H Idham, kejadian yang menimpa hewan ternak kerbau di Desa Riding Kecamatan Pangkalan Lampam dan juga Kecamatan Pampangan baru pertama kali seperti ini. Dahulu-dahulu tidak pernah ada hewan ternak mati mendadak. 

"Kejadian seperti ini baru pertama kali selama ternak kerbau sudah puluhan tahun. Ini musibah kami dan warga lainnya. Karena sudah ratusan ekor yang mati," terang dia. 

Selain itu, juga ada tim kesehatan hewan dari Dinas Peternakan yang telah memberikan vaksinasi dan lainnya, yakni agar kerbau sehat tidak terjangkit. 

"Semoga sisa kerbau 10 ekor sehat dan tidak terjangkit virus ngorok," ucapnya. 

BACA JUGA:Belasan Kerbau di Ogan Ilir Ditemukan Mati Mendadak, Ada yang di Kolong Jalan Tol Indralaya-Prabumulih

BACA JUGA:Tradisi Masoh Piring Desa Ulak Kerbau Lama Ogan Ilir, Turun Temurun Sejak Nenek Moyang Dilakukan Para Bujang

H Idham menerangkan, kerbau-kerbau yang terkena virus ngorok begitu cepat sehingga langsung mati dan tidak sempat diselamatkan. Yakni kerbau-kerbau itu mengamuk, kejang-kejang. Jadi kalau untuk disembelih juga tidak berani karena kondisinya mengamuk. 

Termasuk juga, kata H Idham, kalau diselamatkan dengan disembelih tidak tahu apakah dagingnya layak dikonsumsi atau tidak karena terjangkit sakit tadi. 

"Jadi, kerbau-kerbau yang kena virus ngorok itu mati begitu saja dan bangkainya dikuburkan. Kalau ngomong rugi ya jelas rugi, dimana 1 ekor kerbau yang ukuran besar bisa dijual Rp25 juta," bebernya. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan