Wabah Penyakit Ngorok di Kabupaten OKI Mengalami Penurunan, Ini Kata Disbunnak
Penyakit pada hewan ternak kerbau yaitu penyakit ngorok yang disebabkan oleh bakteri Septicaemia Epizootica (SE) di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) beberapa waktu yang lalu mengalami penurunan. --
"Pihak kita juga memberikan edukasi kepada masyarakat khusus peternak terkait pemeliharaan hewan ternak mereka," bebernya.
Masih kata dia, petugas juga melakukan disinfektan kandang-kandang peternak. Sehingga dengan begitu dalam hal pencegahan penyakit ngorok bisa diminimalisir.
BACA JUGA:3 Ekor Kerbau di Ogan Ilir Ditemukan Mati Mendadak, Diduga Terkena Penyakit Ngorok
BACA JUGA:Atasi Wabah Ngorok, Ratusan Kerbau di Kabupaten OKI Divaksinasi Massal
Diberitakan sebelumnya, pada saat penyakit ngorok atau SE ini mewabah ada ratusan ekor hewan ternak jenis kerbau milik warga di Kabupaten OKI mati mendadak.
Yakni disebabkan oleh penyakit ngorok atau oleh bakteri Septicaemia Epizootica (SE). Sehingga membuat peternak kerbau membawa pulang ternak kerbau-kerbau nya dari Dusun Rasau Desa Riding di Sungai Rasau, Kecamatan Pangkalan Lampam, Kabupaten OKI pulang ke rumah.
Dimana, kerbau-kerbau yang masih hidup dibawa ke lingkungan rumah di Desa Pulau Layang, Kecamatan Pampangan Kabupaten OKI. Yaitu dengan dibuatkan kandang-kandang.
Salah satu peternak kerbau, H Idham saat dikonfirmasi, SUMEKS.CO, Kamis, 18 April 2024 melalui seluler menjelaskan, bahwa hewan ternak kerbau miliknya saat ini yang masih hidup ada sebanyak 10 ekor.
BACA JUGA:Sering Ngorok saat Tidur? Yuk Ikuti 5 Tips Ini untuk Mengatasinya
BACA JUGA:Ngorok, Benarkah Tanda Tidur Nyenyak dan Berkualitas atau Malah Sebaliknya?
Sedangkan sebanyak 15 ekor telah mati akibat virus ngorok yang sedang mewabah sejak bulan puasa hingga sekarang ini.
"Sekarang masih 10 ekor kerbau yang hidup, sudah dibawa ke Desa semuanya. Karena khawatir yang masih hidup tertular virus kerbau yang mati," ujarnya.
Semua kerbau-kerbau ini diternakkan di Dusun Rasau dekat Sungai Rasau. Termausk peternak yang lainnya pun disana. Dikarenakan di lokasi peternakan Dusun Rasau, kerbau-kerbau terjangkit virus ngorok dan banyak yang mati. Maka yang masih hidup dibawa pulang ke Desa.
"Kemarin membawa kerbau yang masih hidup 10 ekor itu ke Desa dengan menggunakan 4 unit mobil truk. Dan langsung dibuatkan kandang dekat rumah jangan sampai tertular virus ngorok lagi," jelasnya.