Terbukti Gelapkan Uang KUD Rp10 Miliar, Dua Terdakwa Terima Vonis 4 Tahun 6 Bulan

Dua Pengurus KUD Serba Usaha Divonis 4 Tahun 6 Bulan Penjara atas Kasus Penggelapan Rp10 Miliar.--
OKI NEWS - Pada sidang yang berlangsung di Pengadilan Negeri Kayuagung, dua terdakwa, Sairoji dan Wiyono, dijatuhi hukuman oleh majelis hakim dengan masing-masing hukuman penjara selama 4 tahun dan 6 bulan.
Keduanya terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana penggelapan dalam jabatan.
Putusan tersebut dibacakan oleh Majelis Hakim yang dipimpin oleh Eva Rachmawaty SH, dengan anggota Nadia Septiani SH dan Indah Wijayati SH.
"Perbuatan terdakwa terbukti melanggar Pasal 374 KUHP jo 55 ayat 1 ke-1 KUHP," ungkap Hakim Ketua pada Kamis, 20 Februari 2025.
BACA JUGA:Pelantikan Bupati dan Wakil Bupati OKI, Ratusan Karangan Bunga Berjejer di Rumah Dinas
BACA JUGA:Kasus Dugaan Pencurian Klotok di Sungai Tepuk OKI, Kuasa Hukum Sebut Tuduhan Menyesatkan
Hukuman yang dijatuhkan lebih ringan dari tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU), Revaldo SH, yang sebelumnya menuntut kedua terdakwa dengan hukuman penjara masing-masing 5 tahun.
Dalam persidangan terungkap bahwa kedua terdakwa telah merugikan keuangan Koperasi Unit Desa (KUD) Serba Usaha sebesar Rp10 miliar, yang merupakan uang kas yang keberadaannya tidak dapat dipertanggungjawabkan.
KUD Serba Usaha, yang bergerak di bidang kelapa sawit dan terletak di Desa Gading Raja, Kecamatan Pedamaran Timur, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), memiliki 583 anggota.
Uang kas tersebut berasal dari simpanan anggota, dana wajib, serta dana lainnya dari tahun 2018 hingga akhir 2021.
BACA JUGA:Kejari OKI Terima Penghargaan WBK dari Kejaksaan Agung RI
BACA JUGA:Ibu yang Bacok Anak Kandung di SP Padang OKI Masih Jalani Perawatan di RS Ernaldi Bahar
Selama ini, kedua terdakwa, yang menjabat sebagai Ketua dan Bendahara KUD Serba Usaha, tidak pernah memberi penjelasan terkait dana tersebut kepada para anggota.
KUD ini juga bekerja sama dengan perusahaan kelapa sawit di Kabupaten OKI, dan para anggota tidak pernah diberitahu mengenai penggelapan tersebut.
Dalam persidangan, terungkap bahwa kedua terdakwa mengaku telah menggelapkan dana tersebut dengan alasan untuk pengurusan dana hibah dari Bank Swiss yang konon akan digunakan untuk peremajaan kelapa sawit.
Namun, menurut keterangan Jaksa Penuntut Umum, pihak Dinas Koperasi Kabupaten OKI membantah adanya hibah dari Bank Swiss. Jika ada, hibah tersebut seharusnya melalui pemerintah, yaitu Dinas Koperasi.
BACA JUGA:Rotasi dan Promosi Jabatan, Pj Bupati OKI Lantik 49 Pejabat
BACA JUGA:Petani Sumringah, Harga Karet di OKI Tembus Rp33.186 per Kilogram
Jaksa Revaldo SH juga menambahkan bahwa sebelum kasus ini dilaporkan, anggota KUD Serba Usaha sempat menanyakan keberadaan uang kas tersebut kepada kedua terdakwa.
Mereka berjanji akan mengganti uang yang hilang, tetapi janji tersebut tidak pernah dipenuhi. Akibatnya, anggota KUD Serba Usaha melaporkan kejadian tersebut kepada pihak kepolisian.
KUD Serba Usaha, yang didirikan pada 3 Juni 1996 dengan Akta Pendirian Nomor: 00301/BH/PAD/KWK.6/VI/1996, merupakan koperasi yang beralamat di Desa Gading Raja, Kecamatan Pedamaran Timur, Kabupaten OKI, Provinsi Sumatera Selatan.
Koperasi ini terdaftar dalam Buku Daftar Umum Departemen Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil Republik Indonesia Kantor Wilayah Provinsi Sumatera Selatan.
BACA JUGA:Kemenag OKI Siapkan Safari Ramadhan dan Kegiatan Keagamaan Selama Bulan Suci
BACA JUGA:Pemkab OKI Fasilitasi Pemagangan ke Jepang, Ratusan Anak Muda Ikut Seleksi
Sejak tahun 1999, KUD Serba Usaha menjadi wadah plasma sawit PT Sampoerna Agro, dengan sebagian hasil penjualan Tandan Buah Segar (TBS) disalurkan ke perusahaan tersebut, sementara sebagian lainnya dijual ke perusahaan lain.
Dana kas KUD Serba Usaha berasal dari kontribusi anggota, yang meliputi simpanan pokok, simpanan wajib, dana sosial, dana pendidikan, serta biaya lainnya untuk kepentingan koperasi.
Setelah putusan dibacakan, kedua terdakwa yang didampingi penasihat hukumnya, Roland Fahrudin SH, menyatakan akan mempertimbangkan keputusan tersebut.