Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD OKU Timur, Budi Widiyanto, menjelaskan bahwa data lahan terbakar yang dilaporkan berasal dari aplikasi SiPongi milik KLHK.
"Data tersebut merupakan akumulasi indikasi karhutla berdasarkan pantauan SiPongi," kata Budi.
Meskipun demikian, Budi mengungkapkan bahwa Pemkab OKU Timur belum menaikkan status karhutla menjadi tanggap darurat karena kondisi saat ini masih dianggap normal dan titik api yang terpantau masih dapat diatasi.
"Selama 20 hari terakhir, tidak ada hotspot yang terpantau, kecuali pada akhir Juli lalu," jelasnya.
Untuk meningkatkan kesiapsiagaan, BPBD OKU Timur telah mendirikan posko siaga asap di beberapa kecamatan rawan karhutla, seperti Cempaka, Semendawai Barat, Madang Suku I, dan Martapura.
Selain itu, sebanyak 120 personel Tim Reaksi Cepat (TRC) juga telah disiagakan di seluruh kecamatan tersebut.
Di sisi lain, Plt Kepala BPBD Muratara, Rohmah Juwita, menyatakan bahwa wilayah Muratara terbilang minim hotspot berkat program khusus yang dijalankan Pemkab, yaitu penyediaan alat berat gratis untuk masyarakat yang ingin membuka lahan.
"Program ini sangat membantu dalam menekan jumlah hotspot, karena masyarakat tidak perlu lagi membakar lahan untuk pembukaan," jelas Rohmah.
Riau Perkuat Armada Water Bombing dengan Tambahan Helikopter MI 17
Provinsi Riau, yang selama ini dikenal sebagai salah satu wilayah di Indonesia yang paling rentan terhadap Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla), kini semakin memperkuat upaya penanggulangannya dengan tambahan armada water bombing.
Terbaru, satu unit helikopter jenis MI 17 dari Vietnam telah tiba di Riau untuk memperkuat armada yang ada.
Helikopter ini merupakan bantuan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan diharapkan dapat meningkatkan efektivitas penanganan Karhutla di wilayah tersebut.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, M Edy Afrizal, menyatakan bahwa helikopter MI 17 ini tiba pada Selasa, 13 Agustus 2024, dan langsung dipersiapkan untuk operasi pemadaman.
Menurutnya, helikopter tersebut sedang dalam tahap verifikasi dan persiapan akhir sebelum siap digunakan untuk misi pemadaman kebakaran hutan dan lahan.
BACA JUGA:Mendekati Musim Kemarau, Patroli Terpadu Dijalankan di Wilayah Rawan Karhutla