BACA JUGA:BMKG Berikan Tips Tahan Cuaca Panas Pada Puncak Musim Kemarau Juli-Agustus Mendatang
“Saat ini sudah ada delapan heli water bombing yang siap digunakan. Heli MI 17 dari Vietnam baru saja tiba dan sedang dalam proses persiapan. Setelah verifikasi dan persiapan selesai, heli ini akan segera dioperasikan,” jelas Edy.
Strategi Pemadaman yang Lebih Optimal
Dengan tambahan helikopter MI 17 ini, total helikopter water bombing yang siap digunakan di Riau kini mencapai delapan unit.
Peningkatan armada ini merupakan bagian dari strategi BPBD Riau untuk menghadapi ancaman Karhutla yang sering kali sulit ditangani, terutama di titik-titik yang sulit dijangkau oleh tim pemadam darat.
Helikopter water bombing memainkan peran krusial dalam operasi pemadaman karena kemampuannya menjangkau area yang sulit diakses dan memadamkan api dengan cepat.
Kehadiran helikopter MI 17 yang memiliki kapasitas angkut air yang besar diharapkan dapat memberikan respons yang lebih cepat dan efektif, terutama saat kondisi cuaca ekstrem seperti kemarau panjang yang sedang berlangsung.
Selain memperkuat armada pemadam, Edy Afrizal juga mengimbau masyarakat Riau untuk berperan aktif dalam mencegah terjadinya Karhutla.
Ia menekankan pentingnya langkah-langkah preventif, seperti tidak membuka lahan dengan cara membakar dan tidak membuang puntung rokok sembarangan.
Langkah-langkah ini, menurut Edy, sangat penting mengingat kondisi cuaca yang panas dan kering yang semakin memperburuk risiko terjadinya kebakaran.
“Dengan delapan heli yang kita miliki sekarang, kita lebih siap. Namun, peran serta masyarakat dalam pencegahan juga sangat penting,” ujar Edy.
Ia berharap, dengan kolaborasi yang baik antara pemerintah, masyarakat, dan tim pemadam, dampak Karhutla di Riau dapat ditekan seminimal mungkin.
BACA JUGA:Kemarau di OKI Diprediksi Lebih Panjang Dibandingkan Daerah Lain di Sumsel
BACA JUGA:Harga Motor Yamaha Aerox Bekas Kini jadi Lebih Murah, Awas Jangan Nendang Pintu Lagi!
Riau, yang terkenal dengan luasnya kawasan hutan dan lahan gambut, sering kali mengalami Karhutla, terutama selama musim kemarau.
Kebakaran ini tidak hanya merusak lingkungan tetapi juga menimbulkan dampak kesehatan yang signifikan akibat kabut asap yang dihasilkan.