OKI NEWS - Pada tahun 2024 lalu, sejumlah peternak di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) mengalami kerugian besar akibat kematian mendadak hewan ternak mereka.
Penyebab dari kematian tersebut adalah penyakit ngorok, atau yang secara medis dikenal dengan nama Septicaemia epizootica (SE), yang menyerang sapi dan kerbau.
Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) Kabupaten OKI, Dedi Kurniawan SSTP MSi, melalui Kepala Bidang Kesehatan Hewan, Sadi Purwanto SP, menjelaskan bahwa penyakit ngorok yang melanda pada tahun 2024 sudah berhasil dikendalikan.
Meskipun puluhan hewan ternak masyarakat mati akibat penyakit ini, upaya pengobatan dan pencegahan telah dilakukan terhadap ternak yang masih hidup.
BACA JUGA:Tersangka Penusukan yang Menewaskan Pelajar Dilimpahkan ke Kejari OKI Pekan Depan
BACA JUGA:Wabah DBD Ancam Warga Ogan Ilir, Remaja di Lubuk Keliat Dilarikan ke RSUD Kayuagung
"Alhamdulillah, penyakit ngorok pada hewan ternak sudah terkendali sampai sekarang. Jadi, tidak ada lagi kasus baru yang menjangkiti hewan ternak masyarakat," terang Sadi, Minggu, 12 Januari 2025.
Menurut Sadi, penyakit ngorok ini menyebar cepat karena dipicu oleh cuaca yang tidak menentu. Wilayah yang paling terdampak adalah Kecamatan Pampangan dan Pangkalan Lampam, di mana banyak ternak yang terjangkit penyakit ini.
Penyakit ngorok disebabkan oleh bakteri Pasteurella multocida, yang menyerang saluran pernapasan ternak, serta bisa menimbulkan pendarahan pada organ lain seperti sistem pencernaan dan bawah kulit.
"Saat itu, penyakit ngorok memang menyebar dengan cepat, karena cuaca yang tidak menentu. Kami segera melakukan tindakan dengan pengobatan dan pencegahan, menggunakan obat-obatan antibiotik dan vitamin yang tersedia," ungkapnya.
BACA JUGA:Ribuan Warga Saksikan Lomba Bidar di Pedamaran, Merayakan Kemenangan Paslon MURI
BACA JUGA:Dugaan Korupsi ABPD OKI, Penetapan Tersangka Terkendala Hasil Audit BPKP
Sebagai bagian dari upaya pencegahan, Disbunnak Kabupaten OKI mendistribusikan obat-obatan secara gratis ke Puskeswan (Pusat Kesehatan Hewan) yang tersebar di wilayah Kabupaten OKI.
Ternak yang terjangkit mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah setempat, dan obat-obatan diberikan kepada kelompok ternak di lima Puskeswan, yang berada di Kayuagung, Pampangan, Pedamaran Timur, Lempuing, dan Mesuji Raya.
Penyakit ngorok atau Septicaemia epizootica ini diketahui dapat menyerang saluran pernapasan ternak, serta berpotensi menyebabkan gangguan pada sistem pencernaan dan organ-organ vital lainnya.