Gejala yang umum meliputi demam tinggi, batuk (biasanya berdahak), sesak napas atau napas cepat, nyeri dada saat menarik napas dalam atau batuk, kelelahan ekstrem, menggigil, dan terkadang disertai mual, muntah, atau diare.
BACA JUGA:Jangan Dibuang! Biji Nangka Ternyata Kaya Manfaat dan Bisa Jadi Tepung Serbaguna
BACA JUGA:Waspada! Kalap Makan Saat Lebaran Bikin Baju Sempit, Ini Jurus Jitu Mengatasinya
Pada pneumonia interstitial, yang menyerang jaringan di sekitar alveoli, pemindaian CT paru-paru sering menunjukkan gambaran khas yang disebut ground glass opacity.
Usia lanjut merupakan salah satu faktor risiko utama untuk pneumonia berat.
Seiring bertambahnya usia, sistem kekebalan tubuh cenderung melemah, dan refleks batuk yang melindungi paru-paru dari infeksi juga bisa menurun.
Selain itu, lansia seringkali memiliki kondisi kesehatan penyerta yang dapat memperburuk dampak infeksi paru-paru.
BACA JUGA:Awas! Janji Palsu Teh Herbal Pelangsing, Bahaya Tersembunyi Mengintai Kesehatan
BACA JUGA:Tips Ampuh Atasi Mata dan Hidung Panas Saat Pilek
Meskipun Paus Fransiskus mendapatkan perawatan medis yang intensif, usia beliau dan kemungkinan adanya faktor risiko lain menjadi tantangan tersendiri dalam melawan penyakit ini.
Wafatnya Paus Fransiskus akibat komplikasi pneumonia menjadi pengingat bagi kita semua akan seriusnya penyakit ini, terutama bagi kelompok rentan.
Langkah-langkah pencegahan seperti vaksinasi (terutama vaksin influenza dan pneumokokus), menjaga kebersihan diri, dan menerapkan gaya hidup sehat menjadi sangat penting dalam melindungi diri dan orang-orang terkasih dari ancaman infeksi paru-paru.
Dunia kini mengenang Paus Fransiskus atas dedikasi dan kepemimpinannya, dan kepergian beliau menjadi duka yang mendalam bagi jutaan umat Katolik di seluruh dunia.
BACA JUGA:Lakukan Mulai Sekarang! Ini Kunci Cegah Diabetes Tanpa Obat, Perubahan Gaya Hidup Bisa Jadi Solusi
BACA JUGA:Ruam dan Gatal pada Tangan? Begini Cara Mengatasinya dengan Efektif