Sulit Penuhi Persyaratan Bulog, Petani OKI Beralih ke Tengkulak Lampung
Tengkulak Lampung Jadi Alternatif Petani OKI Akibat Sulit Penuhi Persyaratan Bulog.--
OKI NEWS - Penyuluh Pertanian Desa Lubuk Seberuk, Kecamatan Lempuing Jaya, Kabupaten OKI, Riyo, mengungkapkan bahwa banyak petani di desa tersebut memilih untuk menjual gabah mereka langsung ke tengkulak.
“Kondisi ini sudah berlangsung lama, di mana tengkulak yang membeli gabah berasal dari Lampung,” ujarnya.
Menurutnya, alasan petani memilih jalur ini adalah untuk menghemat biaya. Dengan menjual gabah langsung, petani tidak perlu repot menjemur padi atau menggilingnya menjadi beras.
Sementara itu, menjual gabah atau beras kepada Bulog dinilai sulit oleh petani karena banyaknya persyaratan yang harus dipenuhi.
BACA JUGA:Dugaan Pemalsuan Putusan Cerai, Sukasmi Akan Tempuh Jalur Hukum
BACA JUGA:Pemkab OKI Tunggu Keputusan Rapat untuk Tertibkan PKL Taman Segitiga Emas
“Dengan harga yang rendah, memenuhi persyaratan tersebut sangat sulit bagi petani,” tambah Riyo.
Bulog Cabang OKU merencanakan untuk mulai menyerap beras dari petani di Kabupaten OKU Timur pada Februari 2025, tepat saat panen raya di Belitang.
Saat ini, Bulog Cabang OKU masih memiliki stok beras di gudang sekitar 4.000 ton, yang diperkirakan cukup untuk memenuhi kebutuhan selama tiga bulan ke depan.
Kepala Bulog Cabang OKU, Dr. Julkhaidar, menjelaskan bahwa Bulog biasanya membeli gabah kering giling (GKG) dan beras langsung dari petani di Belitang.
BACA JUGA:Diduga Korsleting Kipas Angin, Api Nyaris Lalap Rumah Warga di Kayuagung
BACA JUGA:Gak Ribet Lagi! Cara Perpanjang SIM Secara Online 2025, Ini Syarat dan Panduan Lengkapnya
Namun, harga jual beras oleh Bulog saat ini masih stabil, tanpa ada kenaikan. “Jika pemerintah memutuskan untuk menaikkan harga, itu tentu akan berdampak pada harga beras di pasaran,” katanya.
Salah seorang petani asal OKU yang memiliki sawah di Belitang, Rudek, menyatakan bahwa sebagian petani memilih menjual hasil panennya kepada tengkulak atau langsung ke pabrik.