Sulit Penuhi Persyaratan Bulog, Petani OKI Beralih ke Tengkulak Lampung

Tengkulak Lampung Jadi Alternatif Petani OKI Akibat Sulit Penuhi Persyaratan Bulog.--

Dari tengkulak, beras kemudian dijual ke pedagang pasar. "Harga beras di tingkat petani berkisar antara Rp1.000 hingga Rp12.500 per kg, tergantung pada kualitasnya," jelasnya.

Sementara itu, Bulog Cabang Lahat telah membentuk Tim Jemput Gabah Beras yang akan turun langsung ke lokasi panen. Meski demikian, hingga kini belum ada petani di Lahat yang menjual hasil panennya ke Bulog.

BACA JUGA:Masa Berlaku SIM Habis Saat Libur Imlek? Satlantas Polres OKI Berikan Kelonggaran

BACA JUGA:Satpol PP OKI Bakal Tertibkan Pedagang Kaki Lima di Sekitar Taman Segitiga Emas

Salah satu penyebabnya adalah hasil panen yang relatif sedikit, sehingga sebagian besar beras digunakan untuk konsumsi pribadi.

Assistant Manager Supply Chain dan Pelayanan Publik Bulog Cabang Lahat, Febri Akbar, menyarankan agar hasil panen petani dikumpulkan oleh kelompok tani (poktan) atau gabungan kelompok tani (gapoktan).

Hal ini akan memudahkan proses penyerapan gabah atau beras dalam jumlah lebih besar. “Bulog tetap menerima gabah atau beras dalam jumlah kecil, asalkan memenuhi syarat yang telah ditetapkan,” ujarnya.

Febri juga membuka kesempatan bagi petani untuk menjual gabah atau beras tanpa batasan jumlah, asalkan sesuai ketentuan yang berlaku.

BACA JUGA:Kejaksaan Negeri OKI Buktikan Komitmen Berantas Korupsi dengan Raih Predikat WBK

BACA JUGA:Dua Ruang Kelas Ambruk, Siswa SMP Negeri 7 Tulung Selapan Belajar di Ruang Guru

“Tim Jemput Gabah Beras kami siap turun langsung ke lapangan untuk memudahkan proses ini,” tambahnya.

Jalaludin, petani asal Kecamatan Tanjung Tebat, Lahat, menjelaskan bahwa mereka biasanya hanya menjual 50 persen dari hasil panen, sementara sisanya digunakan untuk konsumsi pribadi.

Harga jual beras di tingkat petani sekitar Rp12.000 per kg. "Banyak masyarakat Lahat yang memilih seperti ini, agar tidak perlu membeli beras meskipun memiliki sawah sendiri," katanya.

Di Kabupaten Muara Enim, yang juga merupakan penghasil beras, upaya peningkatan kualitas padi terus dilakukan setiap tahun.

Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Peternakan Kabupaten Muara Enim, Ulil Amrim, menjelaskan bahwa luas sawah di Muara Enim mencapai 39.823 hektare, dengan rata-rata produksi 5,1 ton per hektare.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan