Lahan Gambut Rawan Terbakar, BPBD OKI Minta Dukungan Pemerintah Pusat

Kepala BPBD OKI, Listiadi Martin.--
OKI NEWS - Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan, memiliki wilayah yang luas dengan karakteristik lahan gambut yang cukup dominan.
Kondisi ini menjadikan daerah tersebut sangat rentan terhadap bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla), terutama saat musim kemarau.
Memasuki bulan Mei 2025, curah hujan di wilayah ini mulai menurun signifikan, menandai datangnya musim kemarau. Hal ini meningkatkan potensi terjadinya karhutla, khususnya di kawasan-kawasan gambut yang mudah terbakar saat kering.
Sebagai langkah antisipasi, Pemerintah Kabupaten OKI melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) telah mengajukan permohonan bantuan ke pemerintah pusat.
BACA JUGA:Pemkab OKI Distribusikan Paket Sembako Murah, Warga Serbu Pasar Kayuagung
BACA JUGA:Warga Demo Kantor Bupati OKI, Desak Copot Kades Tanjung Batu
Permohonan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas penanganan karhutla, termasuk penyediaan infrastruktur pendukung yang memadai.
Kepala BPBD OKI, Listiadi Martin, melalui Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi, Ir. Isa Irawan, menyampaikan bahwa pengajuan bantuan tersebut mengacu pada hasil Kajian Risiko Bencana Kabupaten OKI 2020–2024.
Kajian tersebut menunjukkan bahwa sejumlah wilayah di OKI memiliki tingkat kerawanan sedang hingga tinggi terhadap karhutla.
"Salah satu kendala terbesar yang kami hadapi setiap musim kemarau adalah terbatasnya ketersediaan sumber air untuk pemadaman api," ujar Isa, Kamis 22 Mei 2025.
BACA JUGA:Kodim 0402/OKI Peringati Harkitnas, Kasdim Ajak Prajurit Wujudkan Indonesia Kuat
BACA JUGA:490 Pegawai P3K OKI Resmi Dilantik, Bupati Muchendi: Ini Buah Perjuangan Panjang
Untuk menjawab tantangan tersebut, BPBD OKI merancang pembangunan fasilitas sumber air permanen di titik-titik rawan karhutla.
Fasilitas yang direncanakan meliputi pembangunan sumur bor, program penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat (Pamsimas), embung, serta sarana mandi, cuci, kakus (MCK).
Isa menjelaskan bahwa pembangunan sumber air permanen ini tidak hanya difungsikan untuk penanggulangan karhutla, tetapi juga akan mendukung penanganan bencana lain seperti banjir, yang juga kerap melanda beberapa wilayah di OKI.
“Berdasarkan hasil analisis kami, beberapa kecamatan di OKI memiliki tingkat kerentanan tinggi, baik terhadap karhutla maupun bencana lainnya. Oleh karena itu, pembangunan infrastruktur air menjadi langkah strategis,” jelasnya.
BACA JUGA:Kades Sukaraja Mengundurkan Diri Gegara Ini, Pemkab OKI Segera Tunjuk Pjs
BACA JUGA:Dukung Kepatuhan Pajak di OKI, Kapolres dan Kajari Terima Penghargaan
Isa juga menegaskan bahwa pembangunan sumur bor menjadi prioritas utama dalam menghadapi krisis air tahunan selama musim kemarau.
Usulan pembangunan fasilitas tersebut telah disampaikan ke pemerintah pusat, dan pihaknya berharap bantuan bisa segera terealisasi agar penanganan karhutla dapat dilakukan secara optimal.
Sementara itu, sebagai bentuk pencegahan dini, Manggala Agni Sumatera Daops XVII/OKI juga turut memperkuat upaya di lapangan. Kepala Daops XVII/OKI, Edi Satriawan, mengungkapkan bahwa pihaknya telah menambah lima tim patroli mandiri sejak awal Mei 2025.
"Penambahan tim patroli ini dilakukan sebagai respons terhadap meningkatnya potensi karhutla pada musim kemarau. Fokus kami adalah pada wilayah-wilayah gambut yang sangat rawan terbakar," ujar Edi.
BACA JUGA:Regulasi Haji Makin Ketat, JCH OKI Diimbau Mandiri dan Kuasai 75 Persen Materi Manasik
BACA JUGA:Fantastis, 51 Suku Emas Hingga Mobil Fortuner Jadi Sangu Pernikahan Mewah Warga Sungai Sodong OKI
Dengan sinergi antara pemerintah daerah, pemerintah pusat, dan tim lapangan seperti Manggala Agni, diharapkan bencana karhutla tahun ini dapat dicegah dan ditanggulangi lebih efektif, demi menjaga kelestarian lingkungan dan keselamatan masyarakat Kabupaten OKI.