Inflasi OKI Stabil, TPID Diminta Pertahankan Hingga Akhir Tahun 2024
Emas Perhiasan dan Bahan Bakar Rumah Tangga Jadi Penyumbang Utama Inflasi di OKI.--
OKI NEWS - Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) mencatat inflasi tahunan atau year on year (y-on-y) di Kabupaten OKI pada bulan September 2024 mencapai 1,72 persen.
Angka ini disebabkan oleh kenaikan harga pada beberapa kelompok pengeluaran.
Kepala BPS OKI, Anugerahani, melalui Ketua Tim Pengelola Data, Zahid Muttaqin, menjelaskan bahwa inflasi y-on-y ini terjadi terutama karena kenaikan indeks pada kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya.
"Kelompok perawatan pribadi memberikan andil sebesar 0,77 persen, dengan emas perhiasan sebagai komoditas utama yang menyumbang inflasi di kelompok ini," jelas Zahid saat ditemui di Kantor Bupati OKI pada Rabu, 2 Oktober 2024.
BACA JUGA:KPU OKI Gencarkan Sosialisasi Pilkada 2024, Pemilih Pemula dan Komunitas Jadi Prioritas
BACA JUGA:Hakim Seluruh Indonesia Cuti Massal, Kejari OKI Tunda Sidang Perkara Selama Satu Pekan
Selain itu, kelompok perumahan, listrik, dan bahan bakar rumah tangga juga berkontribusi terhadap inflasi dengan andil sebesar 0,45 persen. Kenaikan harga bahan bakar rumah tangga menjadi penyebab utama inflasi di kelompok ini.
Menurut hasil pemantauan BPS OKI, Indeks Harga Konsumen (IHK) pada bulan September 2024 naik menjadi 106,98. "Ini menunjukkan adanya kenaikan harga di berbagai komoditas yang memengaruhi daya beli masyarakat," tandas Zahid.
Namun, Kabupaten OKI juga mencatat tingkat deflasi month to month (m-to-m) sebesar 1,72 persen untuk bulan September 2024, sementara inflasi year to date (y-to-d) tercatat sebesar 0,21 persen.
Penjabat (Pj) Bupati OKI, Asmar Wijaya, menyatakan bahwa inflasi di Kabupaten OKI masih berada dalam batas yang terkendali.
BACA JUGA:Kodim 0402/OKI-OI Gelar Syukuran HUT TNI ke-79, Dandim: TNI Harus Terus Adaptif dan Profesional
BACA JUGA:Peringatan HUT TNI ke-79, Kodim 0402/OKI-OI Tingkatkan Kontribusi untuk Daerah
Ia berharap Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) OKI dapat terus menjaga laju inflasi hingga akhir tahun 2024. "Selain menjaga laju inflasi, kita juga harus memastikan daya beli masyarakat tetap terjaga," ujar Asmar.
Beberapa faktor turut memengaruhi terjadinya deflasi di Kabupaten OKI pada bulan September 2024. Salah satunya adalah penurunan harga pada komoditas bahan pangan, yang sebelumnya menjadi penyebab utama inflasi.