Gara-Gara Konten 'Hilang Rendang', FRJP Kecam Aksi Willie Salim dan Galang Petisi

Tak Terima Kota Palembang Dicoreng, Ratusan Pemuda Teken Petisi Lawan Willie Salim.--

OKI NEWS - Front Rakyat Jaga Palembang (FRJP) menggelar aksi simpatik dengan menggalang petisi tanda tangan ratusan pemuda untuk memulihkan nama baik Kota Palembang, Selasa 25 Maret 2025.

Aksi ini merupakan buntut dari konten "Hilang Rendang" yang dianggap telah mencoreng citra warga Palembang dan memicu kegaduhan.

Petisi yang mengecam aksi influencer Willie Salim ini mendapat sambutan antusias dari ratusan pemuda. Mereka menuntut agar Willie diberi sanksi atas perbuatannya.

Aksi penggalangan tanda tangan ini digelar pada Rabu, 26 Maret 2025, di kawasan Kambang Iwak, Palembang.

BACA JUGA:Ribuan Mahasiswa Gelar Aksi Tolak Revisi UU TNI di DPRD Sumsel, Desak Pengesahan UU Perampasan Aset

BACA JUGA:Kepergok Curi Motor, Maling di OKU Dihajar Massa Sebelum Diserahkan ke Polisi

Candra Anugrah, SH, selaku juru bicara FRJP, menilai tindakan Willie Salim sebagai bentuk kecerobohan yang berujung pada tercorengnya nama baik Kota Palembang. Kontennya yang viral di media sosial bahkan menjadi bahan olok-olokan.

FRJP menegaskan bahwa video yang dibuat Willie Salim telah mengganggu ketenteraman warga. Menurut Candra, sejak awal konten tersebut tampak tidak dipersiapkan dengan matang.

Willie hanya mengejar popularitas tanpa memikirkan dampak negatif bagi masyarakat Palembang.

"Aksi masak besar yang digelar Willie Salim menyebabkan kerumunan tanpa pengaturan yang jelas, mencerminkan ketidaksiapan penyelenggara," ujar Candra, Rabu.

BACA JUGA:Kejati Sumsel Periksa Pj Bupati dan Kadis PU dalam Kasus Korupsi di Musi Rawas

BACA JUGA:Heboh 200 Kg Daging Rendang Hilang, Influencer Willie Salim Dilaporkan ke Polda Sumsel

Kondisi semakin kacau ketika penerangan di lokasi tiba-tiba padam, memicu warga berebut untuk mendapatkan masakan rendang. Puncaknya, saat situasi mulai tidak terkendali, Willie Salim dan krunya justru meninggalkan tempat, memperburuk keadaan.

Tindakan ini dinilai sebagai bentuk ketidakprofesionalan serta upaya menciptakan sensasi demi mendongkrak popularitas.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan